Suasana duka menyelimuti rumah Suharto (68), warga Dusun Kempulan, Desa Senden, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Kamis (3/5/2018) malam, yang dikabarkan menjadi korban meninggal kecelakaan maut di Mertoyudan.
Keluarga menangis histeris saat jenazah tiba di rumah duka.
Jenazah dibawa ke ruang tengah. Para warga desa beserta pelayat sudah berkumpul hendak menyolatkan jenazah.
Keluarga menangis histeris saat jenazah tiba di rumah duka.
Jenazah dibawa ke ruang tengah. Para warga desa beserta pelayat sudah berkumpul hendak menyolatkan jenazah.
Tetapi sesaat sebelum disolatkan, ajaibnya, sosok Suharto yang dikira sudah meninggal itu pulang ke rumah.
Puluhan orang yang berkumpul di rumah duka pun seketika terkaget-kaget.
Suasana yang semula duka, menjadi bahagia mengetahui Suharto ternyata masih hidup dan dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun.
Istri dan anak serta keluarganya langsung menangis dan memeluki Suharto.
Ditemui di rumahnya, Suharto (68) menceritakan kejadian tak biasa tersebut. Hari Selasa (1/5/2018) kemarin dirinya pamitan kepada keluarga untuk pergi memancing bersama dua rekannya, yakni Pangat dan Edi ke Wadaslintang, di Kabupaten Wonosobo.
Mereka memancing dari hari Selasa (1/5/2018) dan kembali Kamis (3/5/2018).
Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, tiba-tiba rekan Suharto, Pangat ditelepon oleh anaknya bahwa Suharto meninggal akibat kecelakaan.
Padahal, dirinya sendiri bersama Suharto saat itu.
"Saya memancing bersama rekan-rekan ke Wadaslintang, berangkat hari Selasa dan pulang hari Kamis. Saat di perjalanan pulang, pak Pangat yang jadi supir saat itu ditelpon anaknya, kalau saya meninggal karena kecelakaan. Pangat pun kaget, lebih-lebih saya. Lha wong saya masih hidup," ujar Suharto, Jumat (4/5/2018).
Saat itu berita tentang kematiannya sudah menyebar kemana-mana.
Saat itu juga dirinya sadar jikalau terjadi salah informasi.
Setelah melihat rekaman kecelakaan ternyata korban meninggal adalah sahabatnya sesama pensiunan BRI, Albertus Joko.
"Saya baca berita kok ada kecelakaan korban pakai kendaraan beat, dan namanya Suharto, alamatnya juga saya. Ternyata setelah saya lihat di video kecelakaan itu, ternyata pak Joko, teman saya sendiri. Saat itu saya sadar kalau itu salah informasi," ujar Suharto.
Meskipun begitu, keluarga masih belum tahu jika korban meninggal tersebut adalah Joko, bukan Suharto.
Pasalnya, data dari kepolisian juga menerangkan jika jasad itu adalah milik Suharto, seperti fotokopi KTP yang ditemukan di tas jinjing korban.
Keluarga pun kaget dan sedih mendengar berita kematian Suharto.
Tratak di rumah sudah dipasang. Para pelayat sudah berdatangan.
Jenazah pun sudah tiba di rumah dan akan disolatkan. Satu bus rombongan keluarga dari Yogyakarta juga sudah datang, sama halnya keluarga dari Banjar, dan Timor Leste.
Suasana duka menyelimuti rumah saat itu tiba-tiba berubah haru.
Saat itu pukul 19.00 WIB malam, Suharto tiba-tiba pulang ke rumah. Istri dan anak-anaknya serta keluarganya pun menyambut haru dan memeluki Suharto.
Begitupun warga dan pelayat yang ada di rumah duka, terkaget-kaget. Mereka lega Suharto masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Puluhan orang yang berkumpul di rumah duka pun seketika terkaget-kaget.
Suasana yang semula duka, menjadi bahagia mengetahui Suharto ternyata masih hidup dan dalam keadaan sehat tanpa kurang satu apapun.
Istri dan anak serta keluarganya langsung menangis dan memeluki Suharto.
Ditemui di rumahnya, Suharto (68) menceritakan kejadian tak biasa tersebut. Hari Selasa (1/5/2018) kemarin dirinya pamitan kepada keluarga untuk pergi memancing bersama dua rekannya, yakni Pangat dan Edi ke Wadaslintang, di Kabupaten Wonosobo.
Mereka memancing dari hari Selasa (1/5/2018) dan kembali Kamis (3/5/2018).
Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, tiba-tiba rekan Suharto, Pangat ditelepon oleh anaknya bahwa Suharto meninggal akibat kecelakaan.
Padahal, dirinya sendiri bersama Suharto saat itu.
"Saya memancing bersama rekan-rekan ke Wadaslintang, berangkat hari Selasa dan pulang hari Kamis. Saat di perjalanan pulang, pak Pangat yang jadi supir saat itu ditelpon anaknya, kalau saya meninggal karena kecelakaan. Pangat pun kaget, lebih-lebih saya. Lha wong saya masih hidup," ujar Suharto, Jumat (4/5/2018).
Saat itu berita tentang kematiannya sudah menyebar kemana-mana.
Saat itu juga dirinya sadar jikalau terjadi salah informasi.
Setelah melihat rekaman kecelakaan ternyata korban meninggal adalah sahabatnya sesama pensiunan BRI, Albertus Joko.
"Saya baca berita kok ada kecelakaan korban pakai kendaraan beat, dan namanya Suharto, alamatnya juga saya. Ternyata setelah saya lihat di video kecelakaan itu, ternyata pak Joko, teman saya sendiri. Saat itu saya sadar kalau itu salah informasi," ujar Suharto.
Meskipun begitu, keluarga masih belum tahu jika korban meninggal tersebut adalah Joko, bukan Suharto.
Pasalnya, data dari kepolisian juga menerangkan jika jasad itu adalah milik Suharto, seperti fotokopi KTP yang ditemukan di tas jinjing korban.
Keluarga pun kaget dan sedih mendengar berita kematian Suharto.
Tratak di rumah sudah dipasang. Para pelayat sudah berdatangan.
Jenazah pun sudah tiba di rumah dan akan disolatkan. Satu bus rombongan keluarga dari Yogyakarta juga sudah datang, sama halnya keluarga dari Banjar, dan Timor Leste.
Suasana duka menyelimuti rumah saat itu tiba-tiba berubah haru.
Saat itu pukul 19.00 WIB malam, Suharto tiba-tiba pulang ke rumah. Istri dan anak-anaknya serta keluarganya pun menyambut haru dan memeluki Suharto.
Begitupun warga dan pelayat yang ada di rumah duka, terkaget-kaget. Mereka lega Suharto masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Simak video di bawah ini :