Kalau kalian pernah mendengar istilah Boda-boda yang berasal dari Kongo, maka bisnis mayat yang akan diulas kali ini hampir sama seperti itu. Bedanya, jika Boda-boda menggunakan motor atau kerap disebut ojek mayat, maka bisnis mayat menggunakan truk pengangkut barang.
Kejadian ini tempatnya di Indonesia, diawali oleh akun cuitan Twitter @Destyadarmawan yang menceritakan pengalaman ayahnya yang pulang mudik ikut truk temannya. Mungkin, mereka yang tidak tau akan mengira jika semua yang duduk di dalam truk adalah manusia hidup semua, padahal salah satu di antara mereka adalah mayat. Lebih lengkapnya simak uraian berikut.
Bisnis yang banyak meraup keuntungan
Sopirnya punya nyali yang jempolan nih..
Hampir sama seperti Boda-boda yang ada di Kongo, bisnis mayat ini juga banyak meraup keuntungan. Seperti yang diceritakan oleh Destya dalam tweet-nya, satu kali angkut mayat sang sopir truk bisa dibayar 5 juta rupiah. Mereka bisa mendapat job tersebut walaupun tanpa mengenal siapa sang mayat. Dalam artian, cukup paham harus diantar ke mana dan mendapat uang dari siapa, urusannya selesai.
Alasan jenazah tidak dikirimkan dengan mobil ambulans
Beberapa tempat seperti Sigi, Sulawesi Tengah memang memiliki keterbatasan infrastruktur jalan yang rusak, sehingga kendaraan roda empat tidak bisa masuk. Namun, berbeda halnya dengan yang peristiwa di atas. Kejadian ini diceritakan oleh sopir bahwa yang bersangkutan meninggal di Jakarta, sedangkan ia harus dipulangkan ke Surabaya. Biaya ambulans yang mahal (15-an juta rupiah) tidak memungkinkan hal tersebut dilakukan. Dengan memakai jasa para sopir truk, maka lebih hemat dan jenazah tetap sampai ke pihak keluarga.
Cara menghindari tilangan polisi
Dalam membawa sang jenazah, para sopir truk dan pihak pengirim mempunyai trik tersendiri. Jika mereka dimasukkan ke dalam peti mati, hal tersebut justru akan mendatangkan masalah.
Makanya, untuk menghindari acara tilang-menilang, mayat didudukkan di kursi depan bersama dengan sang sopir. Mereka juga dipakaikan pakaian layaknya orang hidup, serta kacamata hitam. Sebagai persyaratan mayat yang hendak dipulangkan harus dalam kondisi utuh dan baik (belum membusuk)
Mengapa hal ini masih marak terjadi di Indonesia?
Akun @Destyadarmawan yang membuat cuitan tentang bisnis mayat ini juga mengaku miris dan sedih. Hal tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia masih dianggap kurang, apalagi untuk orang yang enggak mampu. Kicauan tersebut diretweet lebih dari 8,9 ribu kali, berbagai komentar netizen juga ikut membahas tentang fenomena bisnis angkut mayat. Beberapa akun seperti @Miss_YupiCadel dan @roschandptr yang memberikan informasi adanya ambulans gratis yang bisa dijadikan alternative jika mungkin satu keluarga tidak memiliki cukup uang untuk menyewa.
Ya, keterbatasan (entah dari infrastruktur atau masalah lain) kadang menjadi kendala tersendiri yang memuat kita kadang miris. Tetapi belajar dari cerita @Destyadarmawan, masih ada kok beberapa instansi yang menyediakan jasa ambulans lebih murah yang mungkin bisa membantu pengangkutan jenazah, orang sakit dengan terjangkau. Semoga ke depan pelayanan kesehatan di Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi.
Sumber : boombastis.com