ARTIS Aura Kasih hanya sendirian ketika melihat sederet tentara berotot telanjang.
Jangan berpikir macam-macam dulu, Aura Kasih tak melihatnya secara langsung, tetapi dia sedang melihat sebuah lukisan bersejarah dimana tergambar suasana para tentara sedang telanjang. Aura Kasih memposting itu dalam akun instagramnya dimana dia menandai tengah berada di Musé de Louvre atau Museum Louvre di Rive Droite Seine, Arondisemen pertama di Paris, Perancis.
Dalam foto itu Aura Kasih mengenakan setelah baju hitam dan celana panjang hitam yang ketat. Bentuk tubuh Aura Kasih amat berbentuk lantaran memakai baju itu. Foto itu mengambil suduh pengambilan gambar dari belakang Aura Kasih, dan memperlihatkan lukisan segerombolan tentara yang sedang telanjang sedang dilihat Aura Kasih.
Berdasarkan lama wikipedia, lukisan yang dilihat Aura Kasih merupakan lukisan yang menggambarkan aksi Leonidas. Leonidas adalah raja Sparta ke-17 dari dinasti Agiad, salah seorang anak dari Raja Anaxandridas II dari sparta, yang dipercayai sebagai keturunan dari Heracles karena kekuatan dan keberaniannya.
Tanggal lahir Raja Leonidas tidak diketahui, namun ia diperkirakan meninggal di Pertempuran Thermopylae pada bulan Agustus, 480 SM. Lukisan yang tengah dilihat Aura Kasih merupakan lukisan Leonidas yang tengah bertempur di Thermopylae dimana Leonidas tewas terbunuh.
Leonidas merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Dorieus dan adiknya bernama Cleombrotus, yang sempat memimpin kekuasaan selama beberapa saat setelah kematian Leonidas, sebelum akhirnya digantikan oleh Paunsanias, anak Cleombrotus.
Leonidas naik tahta menggantikan Cleomenes I, sekitar tahun 489 atau 488 SM. Ia menikah dengan anak Cleomenes, Gorgo. Namanya menjadi terkenal akibat perannya di pertempuran Thermopylae.
Museum Louvre
Di museum Louvre yang didatangi Aura Kasih terdapat hampir 35.000 benda dari zaman prasejarah hingga abad ke-19 yang dipamerkan di area seluas 60.600 meter persegi.
Berdasarkan laman wikipedia, museum ini bertempat di Istana Louvre (Palais du Louvre) yang awalnya merupakan benteng yang dibangun pada abad ke-12 di bawah pemerintahan Philip II.
Sisa-sisa benteng dapat dilihat di ruang bawah tanah museum. Bangunan ini diperluas beberapa kali hingga membentuk Istana Louvre yang sekarang ini. Pada tahun 1682, Louis XIV memilih Istana Versailles sebagai kediaman pribadi, meninggalkan Louvre untuk selanjutnya dijadikan sebagai tempat untuk menampilkan koleksi-koleksi kerajaan.
Pada tahun 1692, di gedung ini ditempati oleh Académie des Inscriptions et Belles Lettres dan Académie Royale de Peinture et de Sculpture.
Académie tetap di Louvre selama 100 tahun berikutnya. Selama Revolusi Perancis, Majelis Nasional Perancis menetapkan bahwa Louvre harus digunakan sebagai museum untuk menampilkan karya-karya bangsa.
Museum ini dibuka pada tanggal 10 Agustus 1793 dengan memamerkan 537 lukisan.
Mayoritas karya tersebut diperoleh dari properti gereja dan kerajaan yang disita Pemerintah Perancis.
Karena masalah struktural dengan bangunan, museum ditutup pada tahun 1796 hingga 1801. Jumlah koleksi museum meningkat di bawah pemerintahan Napoleondan museum berganti nama menjadi Musée Napoléon.
Setelah kekalahan Napoleon dalam Pertempuran Waterloo, sebagian besar karya-karya yang disita oleh pasukannya kembali ke pemilik asli mereka.
Koleksi museum ini ditingkatkan lagi selama pemerintahan Louis XVIII dan Charles X, dan selama masa Imperium Perancis Kedua, museum berhasil memperoleh 20.000 koleksi.
Koleksi museum terus bertambah dengan adanya sumbangan dan hadiah yang terus meningkat sejak masa Republik Perancis Ketiga.
Pada tahun 2008, koleksi museum dibagi menjadi delapan departemen kuratorial: Koleksi Mesir kuno, benda purbakala dari Timur Dekat, Yunani, Etruskan, Romawi, Seni Islam, Patung, Seni Dekoratif, Seni Lukis, Cetakan dan Seni Gambar.
Sumber : tribunnews.com