Baru-baru ini, netizen dihebohkan oleh sebuah video yang beredar di dunia maya.
Video yang telah viral itu menampilkan karnaval anak - anak TK di Kota Probolinggo siang ini.
Video ini menjadi viral karena dianggap netizen sebagai pawai yang kontroversial.
Berikut ini sejumlah fakta yang berhasil dirangkum oleh TribunJatim.com.
1. Kenakan pakaian serba hitam
Anak-anak TK tersebut mengenakan pakaian serba hitam.
Mereka berbaris dan berjalan di sepanjang jalan.
2. Bawa replika senjata
Masing - masing anak di karnaval tersebut terlihat membawa senjata replika warna hitam.
Keberadaan video ini mendapatkan banyak komentar.
Bahkan, banyak pihak yang mengecam anak - anak TK ini tak pantas menampilkan pakaian dan replika senjata warna hitam dalam pawai atau karnaval yang bertujuan menyemarakkan HUT Kemerdekaan ke-73.
Kostum yang dikenakan anak - anak TK ini memang tak pantas dikenakan karena momen dan temannya kemerdekaan.
Umumnya, anak - anak yang terlibat dalam pawai atau karnaval ini kostumnya unik bisa pakaian adat, daur ulang dan lainnya.
3. Kapolres sudah panggil panitia
Kapolres Kota Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal menjelaskan, pihaknya sudah mengklarifikasi kondisi ini.
Ia sudah memonitor semuanya.
Bahkan, ia sudah memanggil pihak ketua panitia, kepala sekolah TK, pihak Kodim 0820, dan lainnya.
Ia menyebutkan, setelah ditelusuri, TK ini adalah TK Kartika 569 atau yang menjadi binaan Kodim 0820 Probolinggo.
4. Untuk menghemat biaya
Sejatinya, apa yang dilakukan anak - anak TK ini tidak memiliki maksud apa-apa.
"Sudah saya panggil dan mintai keterangan. Kenapa pakai pakaian hitam dan replika senjata ini, mereka mengaku hanya sebatas untuk menghemat biaya. Tidak ada maksud lebih daripada itu," kata AKBP Alfian Nurrizal saat dihubungi Surya, (grup TribunJatim.com).
Ia menjelaskan, pawai anak - anak jika mengenakan kostum pakaian adat, akan dipastikan menelan biaya yang besar.
Maka dari itu, pihak sekolah mengusulkan untuk mengenakan pakaian hitam polos.
5. Alasan dibawanya replika senjata
Dan kebetulan, kata AKBP Alfian, di TK tersebut ada replika senjata.
Itu tidak terbuat dari bahan dasar yang membahayakan. Jadi aman.
"Ya sudah, akhirnya pihak sekolah menambahkan replika senjata itu ke anak - anak. Itu sangat tidak membahayakan," paparnya.
Ia menyampaikan, pihak sekolah juga mengklarifikasi bahwa itu jauh dari unsur kekerasan.
Hal ini karena memang pakaian dan senjata itu digunakan untum menghemat biaya, juga sekolah mengambil tema "Bersama perjuangan rosullah kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah".
"itu tema yang diambil TK ini. Jadi baju, dan replika senjata hanya menunjang saja. Pesan yang ingin disampaikan itu hanya ingin mengingatkan perjuangan rosulullah saja. tidak ada maksud untuk kekerasan atau bahkan sampai radikalisme," paparnya.
AKBP Alfian menyampaikan, permasalahan ini sudah clear dan tidak ada yang perlu dicemaskan. Pihak sekolah, kodim, panitia dan lainnya sudah dikonfrontir.
"Sudah tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Ia juga menghimbau kepada masyarakat tetap tenang dan jangan mudah terpancing. Apa yang dilakukan anak - anak tadi tidak ada maksud apa - apa, selain menghemat biaya dan menyesuaikan tema yang diangkat oleh pihak sekolah," jelasnya.
Sekadar diketahui, pawai kemerdekaan ini diikuti 158 lembaga PAUD dan TK se-Kota Probolinggo.
Pawai ini dilakukan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-73.
Rute pawai melewati Jalan Panglima Sudirman – Jalan Suroyo – dan finish di alun-alun.
6. Kepala sekolah sampai bersumpah
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Muhammad Maskur mengaku akan memanggil pihak sekolah ke kantor Senin besok.
Ia akan meminta penjelasan dan tanggung jawab sosial atas apa yang sudah terjadi dan meresahkan ini.
"Saya tadi sudah menghubungi pihak sekolah, dan kepsek sampai bersumpah tidak ada maksud apa-apa. Kepsek TK berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu. Dia (kepsek) menyampaikan penampilan seperti itu hanya untuk hiburan dan tidak ada maksud negatif sama sekali," kata Muhammad Maskur.
7. Penjelasan Polda Jatim
Menanggapi kejadian hal tersebut, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur juga bertindak menindaklanjuti untuk meluruskan informasi kebenaran video dalam kejadian itu.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan pihaknya telah menerima informasi kalau dari pihak sekolah bersama instansi terkait sudah memberikan klarifikasi terkait kejadian ini.
"Iya benar kejadian itu (Karnaval) terjadi di Kota Probolinggo," ujarnya saat dihubungi Surya (grup TribunJatim.com), Sabtu (18/8/2018).
Barung mempersilahkan untuk mengakses informasi kepada pihak-pihak terkait misalnya ke pihak panitia dan guru di sekolahnya.
Pasalnya, ketua panitia dan kepala sekolah TK Kartika yang didampingi Kapolres Probolinggo Kota, Dandim 0820/ Probolinggo, dan Kadiknas Kota Probolinggo telah melakukan konferensi pers untuk klarifikasi mengenai dampak dari karnaval ini.
"Sudah ada jumpa pers dari instansi terkait, itu klarifikasinya," ucap Barung.
Meski demikian Barung masih belum membeberkan terkait rencana apakah akan ada tindakkan penyelidik lanjutan.
Terpenting, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu bersikap positif setiap kali menyikapi suatu permasalahan khususnya di media sosial.
Sumber : tribunnews.com